MANUSKRIP AKHIR MARET




Bali, 30 Maret 2016



Bagi sebagian orang yang iseng atau jangan-jangan memang senang baca-baca bahkan membabat habis semua postingan blog ini, pasti tahu bahwa ini postingan keduaku di tahun 2016. Asal tahu saja, bikinnya sampai lebih dari lima jam. Membutuhkan analisis mendalam, teknologi mutakhir, wifi curian, laptop pinjaman, itikad baik, tekad kuat, secangkir Luwak White Coffee (persetan soal merk! Aku nggak ngiklan!), dan keahlian tinggi dalam bidang stalking.

GENERAL WARNING
May cause prolonged delusion, hyper-romanticism, temporary insanity, insomnia, selective memory loss, spontaneous crying, uncontrollable giggles, changes in apetite, irrestisible urge to write quotes, compulsive reading, unexplainable peace of mind.

HAHA.

Nggak, deng. Ini cuma tentang Fauzan Auditya Zulkifli. Anak tiren (maksudnya sakti kemaren) dari Ujung Berung yang udah mengecap manis pahit asam pedas gurih renyah garingnya kehidupan masa kelas dua belas denganku. Sebenarnya kami nggak berdua. Kami ber... berbarengan dengan banyak orang. Hanya saja, aku ingin lebih mengerucutkan postingan ini sehingga terasa intimacy dan kehangatannya (naon, sih?)

Pokoknya, ini spesial to the boy who's gonna be an engineer and go to Qatar soon. Made by the girl who took his promises.



KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesempatan padaku untuk tetap bisa mengalihkan diri dari pra-UN terakhir hanya demi seonggok tulang dan daging yang nggak berat-berat amat, cuma berkesan aja gitu, sampai rela begadang untuk ngetik panjang lebar kali tinggi sampai luas begini.
Aku adalah salah seorang yang bersyukur atas limpahan rezeki, rahmat, dan ilham yang Allah curahkan padaku, terlebih ibuku, sehingga bimbellah aku di Prosus Inten!

Well, aku nggak ngiklan.

Aku cuma mau mengajak kalian melihat keagungan Allah yang sudah menarik satu per satu garis takdir dari masing-masing kita sehingga berpotongan di Jalan Aceh sehingga terciptalah Perseroan Terbatas Yipyip yang berlandaskan kegaringan dan kekeluargaan, berbalut kasih dan sayang.

Alhamdulillah pada 30 Maret 2016 ini Fauzan alias Ojan alias Yipyip KW Super genap berusia delapan belas tahun yang artinya inshaa Allah melangkah ke jenjang yang lebih serius dan semakin mengorientasikan juga meluangkan waktu lebih banyak terkait urusan akhirat.

Semoga selalu sehat, senang, dan semangat. Aamin.


INI #TEMAN2_OJAN

Ardji Naufal 'Yipyip' Setiawan



Fanny Deantri 'Delevigne'




Tubagus Gleamenthelminthes


 
Farrel Denabil a.k.a Billy



TENTANG OJAN

Kekasih Ardji

Mengenal kamu itu bukan pilihan, melainkan ketetapan.

Aku nggak mengusahakan adanya pertemuan, nggak menyengajakan perbincangan. Yang aku tahu saat itu kamu itu “ramai” tapi entah kenapa sama sekali nggak ada tanda-tanda mau tau aku. Saat itu, saat kamu asik mengoceh, aku langsung berpikir,

Oh, ini kekasih Intennya Ardji?


Karena nggak pengen-pengen banget ngobrol sama kamu—secara, sigue juga dianggurin tiap Ardji (dan aku secara nggak langsung) nganterin kamu naik angkot Aceh—ya aku akhirnya nggak inget kapan tepatnya kita ngobrol dan apa yang kita bicarakan pertama kalinya itu.

Jujur ya, dari pertama kali kita ngobrol itu, aku udah rasain hangatnya kamu. Percaya nggak percaya, aku mendapat kesan yang susah aku cocokkan dengan cerita-cerita kamu soal betapa jauh dan dinginnya kamu sama orang-orang di sekolahmu, teganya kamu saat orang lain susah, jahatnya kamu saat orang yang kamu anggap menyebalkan terus menguntit kamu, dan lainnya. 



 

Mengejutkan saat sadar kamu bahkan memperlakukan aku lebih dari sekadar baik.

Kenapa, Jan?

Kenapa?




Cantik, Ramping, dan Menggoda (?)


Salah satu hal yang paling bikin aku geli sekaligus ngangenin dari kamu tuh ya gaya ala modelmu itu, loh. Belagu, sih, tapi... yakin mau bagi-bagi? Haha. Aku cukup puas karena kamu nggak sering-sering nunjukkin ke orang lain (baca: berlenggak-lenggok ala catwalk, ngetatin baju biar kelihatan langsingnya, majang wajah sensual sembari naikin dagu dan pamer rahang, belum lagi kedipan mata yang cuma sebelah).

What the heels!

Anggap aja, aib kamu ini cuma aku yang simpan rekamannya. Jadi, keselamatanmu ada di tanganku!
Haha. What the fun!

Coba, cantikan mana, mbak-mbaknya atau Fauzan?
Gimana ya, Jan. Aku jadi makin terpuruk. Aku nggak ada apa-apanya dibanding kamu. Wajah bersih, halus, bebas jerawat, bercahaya, kuning langsat, pipi tirus, bibir merah alami, gigi rapi, bulu mata panjang dan lentik, nggak ada kantung mata. Aku dibilang langsing aja kalau kamu ada maunya, kan? Hahahaha.

O: Din, kamu kok langsingan ya pakai baju hitam?
D: Mau minta tolong apa, Jan?

Nggak apa-apa, Jan. Bagaimana pun juga, karena hal itulah aku semakin yakin kamu orangnya jujur. Itu kejujuranmu, aku nggak langsing, aku terima.



Ojan Juga Laki-Laki!


Sebenarnya bagian ini lebih ditujukan pada Saudara Ardji yang hampir dipastikan tidak mengetahui sedikitpun mengenai ini. Di hari bersejarahnya Ojan ini, aku mau menepati janji kita dulu, jangan ada dusta di antara kita. Karena akulah yang nampaknya paling “sadar” di sini, jadi aku mau memberitakan beberapa hal.

Siap?

Jangan deg-degan gitu, dong.

Santai aja.

Haha.

Penasaran ya?

Ya, biasa aja sih.

Jadi udah dari lama Ojan ini menciptakan kondisi khayalan di mana ceritanya dia mau merebut aku dari kamu. Maaf, nggak ada diksi yang lebih pas lagi soalnya, Dji. Bingung kan, maksudnya apa? So, lemme tell it to ya.

Singkat cerita, suatu hari Ojan ini dapat ilham untuk memilih FTTM, beralih dari Teknik Fisika sementara kamu baru naksir dan lagi pendekatan sama doi di FTI. Semestinya sih kamu ingat ya apa penyebab Ojan menunda kepulangannya pada suatu malam demi berdebat gaje tentang prospek kerja orang-orang perminyakan.

O: Aku pengen orang-orang tuh sadar dan ngerti kalau tambang, minyak, dan gas bumi kita tuh nggak akan habis!!!
A: Emangnya kalau prospeknya bisa bagus sampai enam puluh tahun ke depan, kita mau kerja sampai umur berapa? Heh, udah banyak manusia hidup sampai umur tujuh puluh tahun doang!
O: Ya intinya orang-orang harus paham, kita nggak usah takut kekurangan SDA! Ada sembilan cekungan di Indonesia, Dji! Baru Indonesia doang, tuh! Dan satu cekungan aja bisa ngabisin waktu lama, ngasilin ribuan barrel minyak!

Well, perdebatan itu berakhir menggantung karena aku hentikan. Tjoy, malu kan ganggu orang belajar?

D: HEUP!!! PAK, PAK, BERHENTI PAK!!!

Itulah mengapa, diam-diam di belakang kamu, Ojan suka nyeletuk, “Heh, apaan tekfis? Tinggalin aja lagi yang gitu mah. Lewat. Lebih cerah masa depan raja minyak!” atau “Kamu yakin mau sama dia aja, nggak sama aku?”

By the way, meskipun nampak ngambis kuli, kuliah maksudnya, kamu juga nggak kalah gercep soal planning rumah tangga, ya. Guys sori, aku nggak bisa bicara banyak soal ini karena dirasa cukup privasi. Ya kan, Jan? Tapi, kalau ada yang minat sama Ojan dan malu buat ikut dewan ta'aruf Salman ITB nanti, bolehlah ngontak aku buat nyocokkin diri dengan info kriteria yang udah aku dapat ;)

Tapi, ya, Jan...

You make lists in your head about what you want in a lover, like cute, red hair, thin body, and a sweet voice. A sharp mind, a soft heart, an amazing capability in teaching and handling children, a unique sense of humor that actually makes you laugh like you mean it. 
This and that.
It's all bullshit cause people aren't lists. People didn't even know they were looking for. People who think they know what they want are fooling themselves. Nobody really knows what they want. Not until it's right in front of them.
*lirik kanan-kiri, kedip-kedip ke Fanny* :3 Jadi nih, Fan, sama Ojan?

“Nih ya Din, aku nggak mau anak kita sekolah di tempat abal-abal. Minimal, SMA 3. Bahkan, kalau terpaksa pakai duit juga nggak apa-apa, daripada lingkungannya jelek.”

And I was like, “what?!”

“Aku lebih dahulu memikirkan mesti gimana anakku nanti, jadi aku bakal tahu mereka butuh seorang ibu yang seperti apa.”

And was like, “what what what?!!!”



Ojan Tuh Malu-Malu Meong

Aku masih ingat banget, waktu itu malam-malam, gerimis, tanpa payung (aku nggak dipayungin, si Ojan nyelonong pakai jaket, LOL), aku jajanin nasi goreng karena melihatmu sudah pucat pasi meski tetap cantik. Shit, Man.

O: Ya ampun, Din. Aku nggak ada uang. Aku temenin aja, deh.
D: ...
O: Lagian nanti Mami jemput, kok. Makan di rumah aja
D: ...
O: Aku teh udah ngutang ke anak kosan berapa kali, coba? Masa sekarang ngutangin kamu? Ih, udah ah, malu banget...
D: ...
O: Kasian kamu pasti nggak ada—
D: A, nasgornya dua, ya! Telor dadar pisah, pedes! Acarnya banyakkk!!!

Dan terbungkamlah kamu.

Kampret, giliran langsung ditraktir mah nggak ada nahan-nahannya.

Selengkung senyum di bawah terang bohlam menghiasi wajah orientalmu. Shit. Yang gini nih yang nggak akan bayar hutang. Haha. Ketahuan.

O: Beneran Din, nggak apa-apa?
D: Udah, makan aja!
O: Sumpah, Din. Makasih banget ya. Kalau aku nanti udah sukses jadi raja minyak mah, jangankan nasgor, Din. Kamu ama Fanny mau all you can eat di puncak Burj Khalifa juga sok aku bayarin! Sepuas kamu!

Melihat binar mata dan excitement yang terlampau meletup-letup itu membuatku seketika mau menangis. Tapi daripada menangis dan menyela pidato perencanaan schedule masa depanmu, aku memilih bertahan dan menimpalimu dengan kata-kata semangat aja.

Boy, I will always support you.



Kau Hampir Saja Meninggalkanku, Jan

Buatku yang waktu itu memang sudah aral, mendapat kabar bahwa nilai TO-ku anjlok dan mendapati kawan sendiri mengeluhkan nilainya yang masih berada di atasku itu... JIHAD!

Tapi lama-lama, ya okelah. Waktu itu aku lagi sensi aja. Makanya, langsung bilang ke kamu kalau aku sedih aja bacanya. Lagian, kamu tuh ya Jan, perhatian kok berlebihan ke aku? Aku nggak nanya aja, kamu kasih tau nilaiku. Aku nanya nilai aja, kamu kasih tahu peringkatku. Aku sedih, aja, kamu nggak ngerasa, bhahahahah.

Gara-gara kejadian itu kamu jadi awkward nggak jelas di Inten. Diam aja. Menghindar terus dari aku. Naon ai Fauzan? Aku samperin, malah panik pengen pulang. Akhirnya, kamu terjebak hujan dan bertahan di Inten karena Glen jajanin kita nasgor.

O: Aku teh ngerasa udah kebangetan sama kamu, Din...
D: Kebangetan apa?
O: Aku mau pulang aja
D: Jawab dulu!
O: Ih, kan udah jawab...
D: Tapi nggak jelas, jelasin dulu!
O: Ya udah pokoknya aku udah jahat banget sama kamu. Mendingan aku jauhin kamu aja deh...
D: Oh, gitu ya kamu. Kalau ngerasa bersalah, terus kenapa malah makin bikin aku sedih?
O: Tuh, kan, Dji, aku mah salah aja
A: Iya... Laki-laki mah salah terus... *monyong-monyong sambil fokus ke hape, nggak tahu apa-apa*



The Dark Age


Aku tahu ini masa peralihan. Dan hei, boy, aku setuju sama Ardji soal ini. Banyak orang takut perubahan. Iya, kan?

Yang awalnya temen jadi pacar.
Yang awalnya pacar jadi mantan.
Yang awalnya ada, jadi nggak ada.
Yang awalnya nggak ada, jadi ada.
...
Anak, contohnya.


Oke, itu benar. Tapi aku masih pengen ketawa aja karena contohnya anak.

Aku sangat tahu gimana rasanya mencemaskan hal yang punya probabilitas terlalu luas. Masa depan, yang sebenarnya juga nggak benar-benar ada, karena kita selalu hidup di ‘hari ini’, pasti sedikit banyak membuat kamu terombang-ambing akhir-akhir ini. Sesaat membuatmu ambis dan bergerilya lebih dahsyat dari biasanya, sesaat mengubah perangaimu jadi lunglai dan mudah putus asa, sesaat lagi membuatmu jadi semakin ‘kasar’ sama diri sendiri. Malas tidur, inginnya belajar, giliran belajar dan nggak fokus akhirnya marah-marah.

Aral.

Teriak-teriak.

Meluk boneka.

Nangis.

Gendong Tutu.

Banting Tutu?

Nggak sampai gitu, kan?

Tapi sampai bilang “Aku gila, Din.”

Sayang, kamu boleh gila. Ya, gila! Gila ide, gila ilmu! Tapi, jangan sampai gila harta, gila kerja, gila jabatan, gila-gilain gila! 

Jangan sampai nggak waras, ya. Segala kesulitan dan kepedihan yang menjangkiti kamu sampai detik ini hakikatnya adalah unsur dari dirimu sendiri? Mereka ada atas berbagai macam alasan dan pertimbangan Tuhan. Terlepas dari betapa sulitnya ikhlas dan tetap menenangkan diri di saat-saat yang "mengancam" macam sekarang. 

Tapi, yang aku tahu, Fauzan Auditya itu bukan orang yang berlama-lama menjerembabkan diri dalam kubangan kesedihan dan dilema semacam ini. Fauzan bisa lebih cepat memutuskan untuk bangun lagi dari "rehatnya". 

Nggak ada yang bisa menggantikan kamu untuk menghadapi ini semua. Aku yang mendengarkanmu ngaler-ngidul bahkan Tutu yang bulunya udah ketetesan air mata bidadarimu itu pun belum tentu bisa merasakan persis gimana kondisi hati kamu.

“Semua perjalanan hidup adalah sinema. Bahkan lebih mengerikan. Darah adalah darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu.”
Dee Lestari, Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh 

Jadi, ya ini semua gimana kamu, kan.


ASAL TAU AJA


 Ojan dulu daftar AFS, lho. Pengennya ke Russia.
Mungkin pengen ziarahin Lenin tiap
weekend kali ya, LOL @.@


Ternyata Ojan tuh fotojenik juga, ya. Billy pasti bisa mengarahkan Ojan biar lebih pro lagi :v

 
Hayoloh.. yang mana Ojan?
 
  Ada apa dengan telunjuk Ojan?
Btw, seandainya kualitas gambarnya bagus, kita bisa lihat lubang hidung Ojan membesar di sana.



Peace! (^_^)V
Dinar.

Comments

  1. Kekasih apanya?! KPI sudah melarang yang begituan lho Teh Din...

    Met Milad Ojan! Gak terasa ternyata titik satu tahun pertemuan kita sudah mulai tampak dari gerbong kereta ini. Dan yaah, aku gk bakal nulis ini di blok aku (lol).

    Gak nyangka juga ternyata orang yang bilang, "Ai ini orang sok pisan nanya ini-itu" ternyata juga aral, dan bisa diajak aral bareng :v. Memang benar first impression bukan segalanya.

    Semoga pertemanan kita bisa berlanjut yaa, dan bukan berlanjut ke tahap-tahap aneh tentunya, tapi berlanjut sampai kita bisa saling memperkenalkan anak dan seterusnya!!

    (Aah maaf nulis ini di sini Teh Din :v)

    ReplyDelete
  2. Sekalian deh. Selamat sudah berumur 18 tahun, Ojan. 18 kan ya bukan 16? Hahaha. Mimpimu aja, 16. Posting ini mengungkap beberapa detail dari kehidupan kamu. DETAIL. Berarti sudah jelas yang menulisnya ini memperhatikan detail kehidupanmu. Kamu beruntung kok jan kenal orang yang punya blog ini. Terima kasih sudah menunjukkan arti kerja keras & determinasi selama beberapa bulan terakhir ini. Kamu punya banyak mimpi, semoga tercapai okay. Pesan aku, jangan lupa untuk tidak pernah berhenti merasa kurang dan selalu belajar. Belajar... Artinya luas ya. Jangan lupa juga untuk kadang2 berhenti dan berpikir tentang hidup.

    —salah satu teman seperjuangan di ita1004

    ReplyDelete
  3. yg pertama terlintas adalah.... BAPER IH MAU DONG DIGINIIN JUGA HAHAHAHAHAHA

    isi blognya bener2 jujur dan hangat , harus terharu tuh si birthday boy pas bacanya hahaha
    mau comment apa ya da udah dabest terniat terbaik aih

    ReplyDelete
  4. yg pertama terlintas adalah.... BAPER IH MAU DONG DIGINIIN JUGA HAHAHAHAHAHA

    isi blognya bener2 jujur dan hangat , harus terharu tuh si birthday boy pas bacanya hahaha
    mau comment apa ya da udah dabest terniat terbaik aih

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts