HUKUM KEKEKALANMU


 3 Desember 2011 pukul 22:28

Dengan asa yang kuharap tak akan pernah lapuk

Biarkan aku yang menjadi maniak fisika disini

Ini gerak semu, Will.
Aku telah berusaha mengelilingi seluruh penjuru Amerika.
Seolah aku berpindah. Namun nyatanya tidak.
Kau... tetap disitu.
Karena gravitasimu.

Mungkin aku telah terhasut oleh ucapanmu.
Ya, aku menjadi tak peduli akan geografi dan seluruh teorinya mengenai garis lintang atau pun bujur, yang akan selalu berubah selama dunia berputar.
Dan rasaku, akan tetap bertapa selama tak ada yang mampu merasukiku
seperti yang kalu lakukan.
Tapi aku peduli, Will.
Aku mempedulikan setiap rasaku yang kian lama kian mengguncangku.
Mendesakku untuk mendekapmu seutuhnya.

Kini Hukum II Termodinamika...
Pada kondisi normalku, sistem jiwaku, dibiarkan tanpa gangguan, tak ada lagi getaran-getaranmu...
Namun itu malah membuat batinku tak teratur, terurai, rusak sejalan dengan waktu yang seperti kereta api, tak mendapati kebuntuan

William Hakim..
Kini satuan fundamental tak dapat lagi mengukur seberapa jauh kita terpaut.
Terlalu jauh...
Lebih dari setengah lingkaran dunia.

Rasa ini tak pernah kuciptakan dan tak pernah termusnahkan jua...
Hukum kekekalan energi? Bukan. Hukum kekekalanmu dalam benakku.
Kau pernah mengoyak, namun ucapanmu di akhir sudah menjahit lukaku yang menganga
Bintang Polaris itu tak kan pernah redup;
aku masih menanti...


Aku yang merindumu,
Karla


Note: tulisan ini pernah diikutsertakan dalam kontes membuat surat untuk tokoh novel FORGIVEN karya Morra Quatro.

 

Comments

Popular Posts