IZINKAN KUSELIPKAN KALIAN DISINI


Aku sendiri tidak tahu ini penting atau tidak. Terlebih bagi mereka, yang tak lama lagi sosoknya kuselip - selipkan disini.



D

i

s

i

n

i

...


Akhir - akhir ini aku kesulitan berhenti menulis. Bahkan nyaris semua materi pelajaran kujadikan bahan tulisan. Tak peduli itu teori dan bunyinya, atau sekedar nalarku saja. Asal aku bisa menapaki kumpulan alfabet ini lagi. Lagi. Lagi.



Terimakasih untuk Ardji dan Alifia yang mau bermain kata lebih lama. Tertawa untuk halaman kosong yang—hanya kita yang mampu membacanya. Diam untuk diksi yang berputar tanpa henti. Setidaknya untuk malam ini. Dan besok malam (mungkin) kalau kalian sudi. 



Ardji-ku yang lucu... Bahkan sebelum Kau mulai bernyanyi "kelinciku...kelinciku..." Kau sudah manis sekali. Untung Kau tak melompat riang menari sepanjang hari. Ada pertanyaan dariku—yang mungkin tak perlu dijawab, dan takkan Kau jawab juga. Dosakah aku membicarakan seorang lelaki tanpa sepengetahuannya, disini? 

Maafkan aku juga, Dji, sudah mengetik (dan meminta sahabatmu mengeprint) 34 lebih fakta mengenaimu dan memampangnya di mading kelas. Berharap Kau dengan bangganya berkata, "keren lagi!" 

Kalau Kau sempat lebih banyak berpikiran positif lagi, Kau mungkin akan lebih paham lagi bahwa itu bentuk lain dari perhatian dan kepedulian. Kreatifitas, juga, Dji. Sebagai perwujudan tingkat berpikir yang ke-7.



D

i

s

i

n

i

...



Ah, Alifia. Akhirnya sampai juga pada namamu yang indah. Maaf malam ini aku belum tahu harus mengekspose apa dari sosokmu yang kadang seolah tanpa cela. Jelas tak ada yang sempurna di dunia ini, walau pepatah lama dan Fonna, kawan kelas kebanggaan kita, ngotot : practice makes perfect. Tapi Kau sungguh anggun di setiap waktu (kebetulan aku memperhatikanmu). Tawamu saja sudah renyah dan mengundang salut. Apalagi kalau teknik retorika Kau terapkan saat presentasi kelas. 


Aku, dan mungkin yang lainnya juga, tak akan tega dengan buruk memperlakukanmu. Karena Kau selalu dengan mudah menghapus cacat salahmu. Tiba - tiba saja, "maaf"mu menjadi cairan pemutih yang mengadakan reaksi redoks secara masal. 

Rasa kesal tereduksi. Dan kekaguman teroksidasi.



Sampai jumpa di forum fiksi selanjutnya :) 



Note: Do'akan proyek kami, ya.


Comments

Popular Posts