CATATAN: PESAN 16



 Purwakarta, 11 Juli 2014



Dear, Ajeng. 
Aku arep ngobrol karo sampean saiki.

Malam ini langit hitam legam. Aku nggak tahu ke mana bintang-bintang yang biasa aku pandangi dari balik jemuran. Akhir-akhir ini aku seringnya malah bertukar pandang dengan bulan. Ia sendirian di sana, Jeng.
Sama seperti perasaan kita yang kadang teronggok di tepian hati. 
Pun logika yang tersingkirkan oleh nafsu yang menjalari isi kepala.


Ah ya ampun, aku meracau. To the point aja Mbak, aku mau minta maaf sama kamu. Nggak banyak yang bisa aku kasih ke kamu selama ini. Rasa-rasanya, belum ada benda yang bener-bener spesial dariku ke kamu. Nggak seperti kamu yang udah ngasih ini-itu di hari ultahku tiap tahun. Mohon maklum ya Jeng, kadang hambatan memang nggak bisa dikira-kira, bahkan diantisipasi. Terlebih, udah satu semester ini aku jadi anak kosan. Jadi ya.. bisa dibayangkan, biaya-biaya nggak terduganya, hehehe.
Ya sudahlah, palingan kamu bilang:
"Jadi sahabatmu aja aku udah seneng."
"Ini udah lebih dari cukup."
"Kamu kan udah jadi motivator aku, Nar..."
Oke-oke, jangan katakan itu lagi, ya. Maklumi aku dong, kalau aku juga sering pingin kasih sesuatu yang punya wujud pasti dan rada kerenan dibanding barang-barang sederhana yang dulu-dulu aku berikan ke kamu.

Malam ini, melanjutkan malam-malam sebelumnya, dan menjadi menyambung untuk malam-malam selanjutnya, aku berdo'a:


Ya Allah, kalau memang panjang umur adalah baik baginya,
maka panjangkanlah umurnya.
Jika memang dalam menuju kebahagiaan,
Engkau ingin menderanya dengan ujian,
maka tegarkanlah ia.
Seandainya ada penyakit yang ingin kau buat singgah padanya,
maka kuatkalah.
Kalau memang patah hati sudah bagai candu baginya,
maka biarkanlah rasa sakit bagai sebatang coklat untuknya.
Pabila hatinya masih diselipi iri hati dan dengki,
maka gantilah dengan keikhlasan dan rasa syukur.
Sebab setiap detik sesungguhnya adalah sebuah hadiah.
Teruslah bercita-cita, Jeng. Biarkan aja orang-orang merebut segalanya darimu, asal jangan mimpimu.
Maaf kalau aku belum bisa jadi pendengar yang baik. Yang bisa menopangmu setiap waktu. Tetaplah kuat dengan kakimu sendiri dan hadapi semuanya sebisamu. Aku bicara begini bukan berarti aku lebih baik darimu, tapi:

Semua orang punya masalah mereka sendiri dan merasa masalahnyalah yang paling berat di dunia ini. Dan Tuhan tahu itu--
bahkan ketika kita tidak menyadarinya.

Jangan pernah merendahkan dirimu sendiri, Jeng. Jangan pernah berputus asa atas laki-laki. 
Begitu mudah mengetahui siapa yang tidak mempedulikan kita.
Begitu lupanya kita untuk ingat, setidaknya sempat ada seseorang yang menahan ego dan ketidaksabarannya untuk tetap menunggu saja.

Suatu hari nanti, 'kan kamu temui sosok itu. Seutuhnya untukmu.

"Carilah orang yang dapat memberikanmu segalanya tanpa harus meminta." -Dee, Perahu Kertas

Dengan berat hati aku katakan: hidup memang keras dan kejam. Maka dari itu, menjadi kuat adalah pilihan tepat. 
"Darah adalah darah, dan tangis adalah tangis. Tak ada pemeran pengganti yang akan menanggung sakitmu." 
-Dee, Supernova: Ksatria, Puteri, dan Bintang Jatuh



Selamat ulang tahun, Ajeng. 
Sehat, sukses, senang, semangat!






Comments

  1. Gue juga mau ucapin selamat dong. Hehe. Asek! Kunjungan pertama ini kayaknya, kunjungi balik yuuk.

    ReplyDelete
  2. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts